Pada Jumat (8/7/116) atau hari ke 3 setelah lebaran tahun 2016, diadakan acara Pengajian dan Syawalan oleh warga masyarakat Dusun Nanggul. Acara ini merupakan acara rutin yang diadakan setiap tahun sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Idul Fitri. Bertempat di depan halaman Gedung TK ABA Nanggul, sebagian besar warga masyarakat Dusun Nanggul hadir dalam acara tersebut ditambah beberapa warga dari Dusun Kersan. Kepala Desa (Lurah) Triwidadi juga turut menghadiri acara tersebut dan memberikan sambutannya dalam rangkaian acara pembukaan.
Dalam acara tersebut ada sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ya, pada malam itu menjadi malam penampilan perdana bagi grup musik qasidah bernama "Shalawat Kharisma Nanggul". Digawangi oleh Wawan, Eva (keyboard), Yudi (Bass), Danar (Ketipung), Mawar, Darita, Erma (Vokal) mereka sukses menampilkan lagu-lagu islami khas qasidah'an. Sekitar 10 lagu sukses mereka bawakan, diantaranya pada saat pembukaan/menyambut peserta pengajian, pertengahan acara dan penutupan. Penampilan grup Shalawat Kharisma Nanggul bisa dikatakan sudah cukup baik, mengingat persiapan yang mepet (hanya berlatih intens selama kurang lebih satu minggu). Grup ini pun baru berusia beberapa bulan, sejak pertama kali berlatih bersama.
Pada awalnya grup musik tersebut dipelopori oleh Eva atau yang lebih akrab disapa Gepol, pemuda Dusun Nanggul yang juga merupakan pengurus Karang Taruna Tri Pangudi Lestari Bidang Seni Budaya. Dengan bakat dan hobinya dalam bermusik, Ia mulai menggagas kegiatan berupa sebuah grup yang rutin dalam berlatih musik. Rumahnya sendiri menjadi basecamp tempat latihan dalam bermusik, karena juga sudah didukung dengan perangkat sound sistem yang bisa digunakan. Dimulai dengan mengajak beberapa pemuda dusun yang bisa memainkan alat musik, Ia selalu aktif menghidupkan kegiatan latihan musik tersebut. Termasuk mengajak beberapa personil dari dusun lain yang sudah berpengalaman seperti Wawan (pengelola rumah musik Triwidadi). Latihan rutin selalu diadakan minimal satu kali dalam seminggu. Saat berlatih, genre musik yang dimainkan pun bermacam-macam seperti dangdut, pop, qasidah, dsb.
Harapannya dengan adanya grup musik Shalawat Kharisma Nanggul tersebut, kepemudaan di Dusun Nanggul bisa semakin maju, tidak kalah dengan dusun-dusun lain. Bisa memiliki identitas sendiri dalam bidang kesenian khususnya musik. Melalui kegiatan positif tersebut pula, Karang Taruna Dusun Nanggull juga bisa turut andil memberikan sumbangsih bagi kegiatan-kegiatan yang diadakan di dusun. Dusun Nanggul tidak perlu susah-susah mencari sebuah grup kesenian jika akan mengadakan sebuah acara besar, karena pemudanya sendiri sudah bisa menampilkan apa yang mereka butuhkan.
Dusun Nanggul terletak di Kelurahan Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan luas kurang lebih 35 Ha, secara geografis dusun ini masih berupa dataran rendah walaupun memiliki medan perbukitan dan juga terdapat sawah di dalamnya. Batas sebelah utara adalah : Dusun Guwo dan Dusun Sambikerep, batas sebelah selatan : Dusun Jojoran Kulon, batas sebelah barat : Dusun Kersan dan Dusun Gampeng, batas sebelah timur : Dusun Jojoran Wetan. Akses jalan menuju Dusun Nanggul sudah cukup baik, walaupun belum memiliki jalan aspal tapi kendaraan roda 4 bisa tetap lancar masuk melewati jalan-jalan corblok.
2. Aspek Pemerintahan/Politik
Pembangunan Corblok Jalan
Dusun Nanggul dipimpin oleh seorang kepala dusun (dukuh) bernama Bpk Wakimin, dan terdiri dari 4 rukun tetangga (RT), serta memiliki sekitar 120 kepala keluarga atau sekitar 500-an penduduk. Terdapat beberapa organisasi yang ada di dalamnya seperti Pokgiat, Kelompok Tani, Pengurus Masjid, Ibu-Ibu PKK, Karang Taruna, dan Remaja Masjid. Beberapa program kegiatan dari Pokgiat adalah pembangunan fisik seperti corblok jalan, irigasi, dsb. Pengurus Masjid rutin mengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian dan juga mengadakan pembangunan fisik untuk masjid. Ibu-ibu PKK mengadakan posyandu bulanan untuk balita dan lansia. Sedangkan Karang Taruna dan Remaja Masjid memiliki kegiatan-kegiatan dalam hal kepemudaan.
3. Aspek Ekonomi Dan Mata Pencaharian
Mata Pencaharian
di Dusun Nanggul sebagian besar (60%) adalah bertani. Sisanya bekerja sebagai
pedagang, peternak, buruh, wiraswasta. Di Dusun Nanggul juga terdapat warga yang mengerjakan home industry berupa pengolahan kayu/meubel (dengan produk seperti almari, meja, kursi, pintu, dsb) dan pengolahan kaca alumunium (dengan produk jendela kaca, pintu kaca, etalase, dsb). Juga terdapat warga yang memiliki usaha kerajinan tangan memanfaatkan kulit pisang, eceng gondok, rotan,dsb. Dalam hal kelembagaan, Dusun Nanggul memiliki perkumpulan kelompok tani yang mengadakan program-program kegiatan untuk memajukan usaha pertaniannya.
Salah Satu Usaha Sampingan Warga dengan Beternak Sapi
4. Aspek Pendidikan
Kondisi pendidikan di Dusun Nanggul dapat dikatakan hampir sama
dengan dusun yang lainnya. Rata rata warga dusun ini hanya
mengenyam pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas atau minimal Sekolah
Menengah Pertama. Untuk warga-warga yang lebih tua sebagian besar hanya
mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar. Namun saat ini generasi muda yang sedang
menjalani pendidikan hingga Perguruan Tinggi sudah semakin meningkat. Beberapa warga yang sudah tua juga melaksanakan program wajib belajar dengan mengikuti program kejar paket.
Dusun Nanggul tidak memiliki lembaga pendidikan sekolah yang khusus
berada di dusun tersebut. Untuk Sekolah Dasar berada di dusun sebelah (Dusun Jojoran Kulon dan Dusun Guwo),
kemudian SMP berada di Pajangan. Di dusun ini hanya terdapat TK
dan TPA. Untuk akses warga menuju ke sekolah sebagian besar dengan
berjalan kaki dan bersepeda motor.
Murid TK Aisyah Bustanul Athfal di Dusun Nanggul
5. Aspek Keagamaan
Dusun Nanggul memiliki unsur agama yang sangat kental. Terdapat 1 Masjid dan 1 Mushola yang aktif digunakan warga untuk beribadah. Dengan
mayoritas pemeluk agama Islam, warga melakukan kegiatan
keagamaan rutin berupa pengajian bersama. Pengajian
rutin sering diadakan oleh ibu-ibu di masing-masing RT. Selain itu, ada juga
pengajian umum yang diadakan di Dusun Nanggul secara rutin setiap Minggu Legi. Kebanyakan pengajian diadakan di Masjid dan Mushola. Dan
untuk semakin meningkatkan minat warga Dusun Nanggul dalam aspek
keagamaan, kegiatan pengajian dilaksanakan secara bergiliran ke beberapa
rumah warga setempat. Lembaga keagamaan yang
terdapat di Dusun Nanggul adalah lembaga Pengurus Masjid AnNur dan Remaja Islam Masjid AnNur.
Kegiatan pengajian di Mushola Sinar Iman
6. Aspek Kebudayaan
Dusun Nanggul belum memiliki kelompok kesenian yang bisa dijadikan identitas dusun. Namun saat ini karang taruna yang ada mencoba membuat kelompok grup musik qasidah yang rutin berlatih setiap minggunya dan juga telah ditampilkan dalam acara yang diadakan di dusun. Budaya kebiasaan sehari hari di Dusun Nanggul dapat dikatakan sama
dengan dusun yang lainnya di Desa Triwidadi, seperti masih kentalnya
unsur ramah tamah antar warga dan saling gotong
royong. Budaya tersebut terus dijaga oleh warga Dusun Nanggul, misalnya dengan rutin mengadakan kegiatan kerja bakti setiap minggu pagi, saling membantu ketika salah satu warga ada yang mengadakan hajatan besar. Kegiatan ronda malam
juga menjadi kegiatan rutin yang menjadi budaya turun temurun antar
warga untuk mendukung keamanan dusun. Sehingga di Dusun Nanggul dapat
tergolong dusun yang aman sama seperti dusun yang lainnya.
Grup Musik Sholawat Karisma Milik Karang Taruna
Berikut sebuah video pendek yang menggambarkan Profil Dusun Nanggul dan masyarakat di dalamnya
NB: penulis hanya membuat artikel berdasarkan pengetahuan penulis
yang terbatas, koreksi / tambahan informasi akan sangat kami harapkan.
Minal aidin wal fa'idzin, mohon maaf lahir dan batin. Hari nan fitri itu pun tiba. Seluruh umat Islam bersukacita merayakannya. Saling bermaafan, silaturahim, halal bihalal menjadi nuansa khas dalam suasana lebaran di Dusun Nanggul. Aneka kue lebaran menjadi sesuatu yang "wajib" disajikan di setiap rumah untuk menjamu tamunya. Idul Fitri memang sangat istimewa. Hal itu karena umat muslim merayakan hari tersebut setelah melakukan perjuangan selama satu bulan. Perjuangan melawan hawa nafsu, amarah, dan berbagai sifat buruk lainnya. Wajar saja saat hari Idul Fitri tiba, semua umat menyambutnya dengan bahagia, terlahir menjadi sosok baru yang bersih, layaknya bayi yang baru lahir.
Pada Kamis (070/7/2016) pemuda-pemudi Karang Taruna Tri Pangudi Lestari Dusun Nanggul mengadakan silaturahmi dan halal bihalal ke rumah tokoh-tokoh masyarakat di Dusun Nanggul. Beberapa tokoh masyarakat tersebut seperti Bpk Pairin (Bpk BPD), Bpk Wakimin (Kepala Dusun), Bapak Tujianto (Bpk Kaum Rois), Bpk Ngadiyo (Pembina Karang Taruna), dan Bpk Puji (Penasehat Karang Taruna). Bapak-bapak tokoh itulah yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dan bimbingan bagi kemajuan kepemudaan di Dusun Nanggul. Melalui silaturahmi tersebut, selain sebagai ajang meminta maaf kepada yang lebih tua, juga lebih mempererat rasa kebersamaan dan kekeluargaan diantara pemuda dan tokoh-tokoh masyarakat. Sehingga melalui kedekatan dan komunikasi yang baik, kedepannya diharapkan terjadi sinergitas semua elemen masyarakat (baik yang tua maupun yang muda), demi pembangunan di Dusun Nanggul.
Halal Bihalal ke rumah Bpk Tujianto
(Bonus) special quotes tokoh masyarakat Nanggul :
~ "Njoget'o ben wong liyo iso ndelok awakdewe" (Menarilah agar orang lain bisa melihat kita) ~
Bpk Pairin (BPD Desa Triwidadi+mantan ketua Karang Taruna Tri Pangudi Lestari yang pertama kali)
~ "Kekompakan, kebersamaan, dan guyub rukun merupakan modal utama pembangunan" ~